Beberapa koleganya mengatakan penyakit yang diidap Tjawa Noor Cholis kemungkinan kencing batu. Keruan saja kepala sekolah di Karawang, Jawa Barat, itu gelisah. Oleh karena itu ia bergegas ke dokter. Hasil diagnosis ahli medis itu menunjukkan Tjawa memang positif mengidap batu ginjal. Dokter yang menanganinya menyarankan agar Tjawa menjalani operasi. Namun, anjuran itu ditolak. ‘Saya takut menjalani operasi. Kalau bisa pakai herbal saja,’ katanya.
Pria 60 tahun itu memilih herbal untuk mengatasi gangguan kesehatan itu. Ia mengkonsumsi rebusan daun kumis kucing, keji beling, dan akar alang-alang. Ia menyaring rebusan itu dan meminumnya 3 kali sehari masing-masing segelas. Sayang, kesembuhan yang ia harapkan belum tergapai meski telah mengkonsumsi rebusan herbal itu selama 1 bulan. Mungkin lantaran singkatnya waktu mengkonsumsi sehingga efek herbal kurang signifikan.
Diuretik
Karena tak kunjung sembuh ia tetap mengunjungi dokter untuk mendapat suntikan di pinggang. Usai mendapat suntikan, nyeri memang hilang. Namun, cuma sesaat. Beberapa hari berselang nyeri kembali meradang. Begitu terus berulang-ulang. Pada 2002 ia merasakan nyeri pinggang dan di bagian bawah perut ketika tak mampu berkemih. Saat itulah tetangganya menyodorkan hasil rebusan daun tin.
Ia tak berpikir panjang dan langsung mengkonsumsinya. Tetangganya mendapatkan minuman itu dari kerabat yang bekerja di Jeddah, Arab Saudi. Tjawa meminum habis sebotol rebusan daun tin bervolume 600 ml. Keesokan harinya, ia merasakan sesuatu keluar bersama urinenya. Ia mengambil benda seukuran biji pepaya itu, ternyata sebuah batu bergerigi dan berwarna kelabu. Ketika batu itu keluar, Tjawa merasakan sakit luar biasa. Namun, setelah itu ia lancar berurine dan nyeri di pinggang berkurang.
Menurut dr Ahmad Bi Utomo, Sp.BU, direktur Rumah Sakit Umum Islam Kustati Solo, agar batu ginjal dapat keluar bersama urine maka ukuran batu tidak lebih besar daripada saluran kencing, kira-kira berdiameter 0,4-0,5 cm. Dokter spesialis bedah urologi alumnus Universitas Airlangga itu menuturkan proses penge luaran batu dapat dibantu dengan memberikan obat-obatan yang bersifat diuretik alias peluruh urine.
Sejak merasakan khasiat daun tin Ficus carica, keponakan Tjawa, Wawan Syarief, memburu bibit tanaman purba itu dan membudidayakannya. Wawan rutin membawakannya beberapa lembar daun tin setiap hari. Tak puas hanya dibawakan daunnya saja, Tjawa akhirnya menanam pohon tin di halaman rumah. Kini pohon itu setinggi 1,5 m dan tumbuh subur. Tjawa semakin mudah memperoleh daun tin untuk mengatasi batu ginjal.
Untuk membuat ramuan, Tjawa memetik tujuh lembar daun tin berumur sedang. Teksturnya kasar. Setelah mencucinya, pria kelahiran Karawang, 17 Oktober 1948 itu merebusnya dalam tiga gelas air sampai mendidih dan tersisa dua gelas. Rebusan itulah yang diminum Tjawa 2 kali sehari, pagi setelah bangun tidur dan malam sebelum tidur. Rasanya tawar dan tidak beraroma. ‘Setelah kerja berat, minum rebusan daun tin jadi segar,’ ujar Tjawa.
Pada 2005 batu ginjalnya kembali keluar. Sejak rutin mengkonsumsi rebusan daun tin, Tjawa bisa merasakan batu turun dari pinggang kanan dan kiri. Ukurannya lebih kecil ketimbang batu yang keluar 3 tahun sebelumnya. ‘Dulu tak bisa kencing, rasanya sakit sekali. Tidur tidak nyaman dan duduk lama-lama tidak enak. Sekarang sudah tak masalah lagi duduk lama-lama, kerja sampai jam 2 pagi pun kuat,’ ujarnya.
Berdarah
Menurut dr Sidi Aritjahja, dokter sekaligus herbalis, di Yogyakarta, pemicu batu ginjal adalah konsumsi makanan atau minuman yang bersifat asam dan infeksi saluran kencing. Calculi alias batu adalah kristal keras kecil yang menggumpal di dalam cairan tubuh, seperti air kemih. Batu mengendap dalam ginjal dan saluran kemih. Jika batu keluar melalui saluran kemih, menimbulkan rasa sakit luar biasa. Bila dipaksakan bisa melukai saluran kemih sehingga urine berdarah.
Cara termudah untuk mencegahnya adalah dengan banyak minum air putih. Garam-garam pembentuk batu ginjal bisa terkikis dan tidak terjadi pengendapan sehingga garam bisa terbawa bersama urine. ‘Jangan hanya minum saat kita merasa haus. Haus sebenarnya tanda bahwa tubuh kita sudah mengalami kekurangan cairan atau dehidrasi,’ kata dokter alumnus Universitas Gadjah Mada itu.
Mengapa daun tin ampuh mengatasi batu ginjal?
Menurut Sidi daun tin mengandung alkaloid dan saponin yang bermanfaat sebagai diuretik serta memperbaiki metabolisme protein dan lemak. Daun tanaman anggota famili Moraceae itu mengandung senyawa flavonoid terutama quecertin dan luteolin. Keduanya senyawa antiradang dan antioksidan. Khusus luteolin berkhasiat membantu proses metabolisme karbohidrat dan meningkatkan sistem imun.
Kandungan senyawa diuretik itulah yang membantu menggerus batu yang mengendap di saluran kemih dan ginjal sehingga bisa terbawa saat berurine. Sedangkan senyawa antiradang mengurangi rasa nyeri. Pantas nyeri pinggang yang dirasakan Tjawa berkurang setelah ia rutin mengkonsumsi rebusan daun tin. Selain mengobati kencing batu, daun tin bisa memberikan kebugaran seperti yang dialami Tjawa.
Dikutip dari Majalah Trubus
ditulis oleh Ari Chaidir
Pelajari juga berbagai sumber berikut ini:
- Pengalaman Membuat Ramuan Teh Daun Tin
- Terapi pengobatan terbaik untuk batu ginjal
- Diskusi resep & penggunaan daun tin
- Berbagai herbal untuk diabetes
- Berbagai Kegunaan Daun Tin Kering
- Buku yang membahas mengenai hal ini
Catatan redaksi: Artikel-artikel di atas dan juga isi web ini disusun oleh team Redaksi IFG (Indonesia Figs Garden), kami sangat menghargai jika Anda meminta izin terlebih dahulu jika hendak menyebarluaskan isi blog ini. Tindakan menyebarkan isi blog ini tanpa izin terlebih untuk tujuan komersil kembali adalah tindakan yang tidak bijak & tidak berkah… Mari kita mulai menghargai kerja keras orang lain. Terima kasih atas segala kepercayaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar